BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan sangatlah penting untuk setiap
individu yang di lahirkan ke dunia untuk menjalankan kehidupan dengan baik dan
berguna bagi nusa dan bangsa. Serta kehidupan yang layak dan bermutu untuk
dapat mencapainya. Langkah awal kita untuk bisa menghadapi kehidupan kedepan
dan memenuhi tuntutan zaman adalah belajar baik dan benar.
Belajar dilakukan pertama kali di
ajarkan oleh kedua Orang tua seperti belajar merangkak, berjalan dan berbicara. Ini
merupakan proses pembelajaran awal yang terjadi dialami dan dilakukannya. Semua
pembelajaran ini akan terus berlanjut sampai seorang anak memiliki polah pikir
yang baik. Setelah pemikiran seorang anak berkembang, maka anak akan mulai
menerapkan pendidikan yang didapatkannya dari
kalangan keluaga yang diberikan oleh Ayah, Ibu, dan Kakaknya. Tidak
semua ilmu pengetahuan dapat diberikan oleh keluarga kepada anaknya, maka Orang
tua memasukkan kedalam lembaga pendidikan seperti sekolah. Mengingat pentingnya
ilmu pengetahua untuk bisa menjalani kehidupan kedepan. Hakekatnya pendidikan tidak dapat dilepaskan dari
masalah ekonomi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masyarakat kedungwinangun dukuh pagak ada yang sekolah di kecamatan klirong dan ada
juga yang di luar kecamatan klirong. Namun tidak sedikitpun anak yang harus
meninggalkan proses dan aktivitas pendidikan, ini semua tidak terjadi tanpa
sebab, tentunya ada alasan-alasan dan faktor-faktor tertentu yang melatar
belakanginnya.
Putusnya sekolah merupakan masalah
yang penting untuk dibicarakan dan dicari jalan keluarnya. Permasalahannya
putus sekola di indonesia bukan masalah kecil. Sebagaimana kita ketahui
bersama, jumlah anak putus yang sekolah di indonesia dewasa ini angkanya tidak
puluhan orang tetapi sudah mencapai ribuan orang, ini bukan angka yang kecil. Dalam
penyelesaian masalah anak putus sekolah ini, bukanlah tanggung jawab satu, dua orang
atau suatu instansi saja. Tetapi semua orang dan semua lembaga bertanggung
jawab pada masalah ini. Jika masalah anak putus sekolah ini tidak ditangani
dengan cepat dan tepat, maka akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia dan sosial bangsa pun akan terganggu.
Dengan banyaknya anak putus sekolah akan berdampak
kepada pengangguran karena kemampuan
yang dimiliki anak putus sekolah tersebut tidak mencukupi untuk mengisi
lapangan pekerjaan yang semakin canggih dan membutuhkan keahlian khusus. Maka, angka
pengangguranpun akan bertambah. Jadi, bagaimana indonesia bisa dan mampu
bersaing dengan negara-negara maju, sedangkan kualitas sumber daya manusia
indonesia masih jauh ketinggalan dari negara-negara maju. Selain itu, anak-anak
yang putus sekolah yang akhirnya menganggur akan semakin didesak oleh kebutuhan
hidup yang terus meningkat, yang mendorong untuk bertindak kriminalitas seperti
pencuri, perampok, pembunuhan dan lain-lain. yang membuat masyarakat menjadi terganggu dan ketentraman
yang telah terjalin ditengah-tengah masyarakat akan hilang.
B.Rumusan Masalah
Rumusan masalah karya ilmiah ini yaitu:
1.Apakah faktor penyebab anak putus sekolah di desa kedungwinangun dukuh
pagak?
2.Apa dampak yang diakibatkan oleh anak yang putus sekolah tersebut?
C.Tujuan Penelitian
Karya ilmiah ini
bertujuan untuk:
1.Mengetahui faktor penyebab anak putus
sekolah di desa kedungwinangun dukuh pagak.
2.mengetahui dampak yang diakibatkan anak
yang putus sekolah di desa tersebut.
D.Manfaat Penelitian
Karya
ilmiah ini akan membahas sebagai berikut:
1.Untuk
menambah wawasan pentingnya pendidikkan untuk anak.
2.Untuk
mengetahui lebih dalam penyebab anak putus sekolah.
E.Batasan Masalah
Karya
ilmiah ini akan membatasi sebagai berikut:
1.Faktor
penyebab anak putus sekolah di desa kedungwinangun dukuh pagak.
2.Dampa
yang diakibatkan anak putus sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Putus
Sekolah
Pendidikan merupakan keawajiban setiap individu
untuk menuntut ilmu. Setiap individu di dunia ini memerlukan pendidikan untuk
menjalankan kehidupan yang lebih baik. Setiap anak belajar dari hal-hal
terkecil sampai terbesar dan muda samahpai yang sulit. Pendidikan pertama kali
di berikan anak adalah pendidikan yang di berikan kepada kelurga. Anak
membutuhkan pendidikan formal dan non formal. Pendidikan non formal adalah
pendidikan yang bersumber dari ndidikan keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Pendidikan
non formal diperoleh oleh seorang anak secara gratis dan tanpa diminta seorang
anak pasti akan mendapatkannya. yaitu pendidikan yang di berikan oleh ayah, ibu,
kakaknya dan orang yang berada di sekitar tempat tinggalnya. Berbeda dengan
pendidikan formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh oleh
seorang dari lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah.
Dengan banyaknya anak-anak yang
putus sekolah maka banyaknya juga angka pengganguran. Banyaknya anak-anak yang kekurangan
pengetahuan membuat anak semakin bodoh dalam berpengetahuan karena mereka tidak
sekolah lagi. Akibat dari anak putus sekolah seperti tekanan batin, kurangnya
perekonomian keluarga, teman-teman bermainannya, kurangnya kasih sayang orang
tuannya dan lain-lain. Pendidikan sangatlah penting untuk anak-anak agar tidak ketinggalan
zaman dan mempunyai pengetahuan yang luas. Melalui pendidikan anak-anak dapat
mengembangkan bakatnya dan meraih cita-citanya.
Pendidikan dapat diartikan sebagai
usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai dan budaya
masyarakat. pendidikan dapat diartikan juga sebagai sebuah proses timbal balik
dari pribadi-pribadi manusia dalam menyesuaikan diri dengan manusia lain dan dengan alam semesta. Pengertian
putusnya sekolah dapat diartikan seseorang
yang telah masuk dalam sebuah lembaga pendidikan dari SD, SMP, DAN SMA
untuk belajar dan menerima pelajaran, tetapi tidak menyeleaikan pendidikannya
atau tidak sampai lulus kemudian mereka berhenti atau keluar dari sekolah. Pengertian putus sekolah dapat pula diartikan sebagai Droup-Out
yaitu bahwa seorang anak didik yang karena sesuatu hal biasa disebabkan karena
malu, malas, taku, sekedar ikut-ikutan dengan teman-temannya atau karena alasan
lain sehingga mereka keluar dari sekolah dan tidak masuk lagi untuk
selama-lamannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan dengan wawancara serta mengambil data dari pihak terkait. Penelitian
ini dilakukan secara acak dan meliputi berbagai lapisan, yaitu: pelajar SMP
swasta dan pelajar MA negeri, guru, orang tua, dan masyarakat. Penelitian ini
dilakukan yang tinggal di desa kedungwinangun dukuh pagak, pelajar SMP/SMA yang
putus sekolah.
A.Lokasi
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan secara acak meliputi RW 01 RW 08 di desa kedungwinangun dukuh pagak.
B.Metode
Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1.Observasi ke desa kedungwinangun dukuh pagak setempat.
2.Wawancara dengan ketua RW.
3.Mengambil data berdasarkan informasi fakta.
C.Teknik Analisis Data
Menganalisis data dilakukan dengan cara
mengelompokkan hasil wawancara dari beberapa faktor anak putus sekolah yaitu
faktor ekonomi, faktor lingkungan, dan faktor pribadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENELITIAN
A.Hasil dan Pembahasan
Pendidikan
merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia yang sekaligus dapat
membedakan antara manusia dan hewan. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu
keharusan bagi setiap manusia secara keseluruhan. Setiap manusia berhak
mendapatkan atau memperoleh pendidikan, baik secara formal, informal maupun non
formal. Sehingga nantinya ia akan memiliki mental, akhlak, moral dan fisik yang
kuat serta menjadi manusia yang berbudaya tinggi dalam melaksanakan tugas, kewajiban
dan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Putusnya sekolah disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1.Faktor Ekonomi
Menurut penelitian yang saya ketahui di
masyarakat kedungwinangun pagak perekonomian mayoritas pekerja buruh seperti
buat Batu bata, Genteng, Petani, Pedagang dan lain-lain. Untuk mendapatkan
hasil yang lebih besar diperlukan pekrjaan dan tenaga yang lebih besar pula
tidak cukup dengan tenaga ayah dan ibu saja. Untuk itu orang tua tersebut membutuhkan
tambahan orang untuk membantu mereka bekerja.
Penghasil buruh bata dan genteng
tidak bisa lagi menompang kebutuhan mereka secara maksimal. Jangankan untuk
biaya pendidikan anak-anak mereka sedangkan untuk kebutuhan sehari-hari saja
sudah kesulitan. Dalam hal ini mereka mengambil tenaga kerja pekerja dari orang
luar yang sedang mencari pekerja, melainkan mereka mengambil tenaga kerja dari
anak-anaknya. apabila mengambil tenaga luar ia harus mambayar upah sedangkan kondisi
keuangan semakin menurun. Tetapi jika pekerja dari anggota keluarga tidak perlu
di gaji sehingga, pemasukan keuangan bertambah tanpa harus mengeluarkan dana
seperti mengambil tenaga dari luar. Dengan adanya orang tua yang mengambil
tenaga kerja dari anaknya untuk memenuhi kebutuhan keluarga maka sekolah akan
menjadi terganggu seperti tidak semanggatnya anak dalam belajar karena
kelelahan bekerja.
Faktor cuaca adalah faktor yang mempengaruhi
penghasilan mereka. sebagaimana kita ketahui semenjak pertengahan bulan agustus
cuaca di desa dukuh kedungwinangun pagak khususnya karena pada bulan ini
cuacannya adalah musih hujan. Dengan keadaan cuaca seperti ini susah untuk
mendapatkan sinar matahari agar batu bata dan genteng cepat kering. Jika hujan
menguyur sehari semalam air sungai lukulo meluap maka orang yang membuat batu
bata rugi karena batu bata itu terkena air sungai yang meluap itu. Sehingga
mereka tidak bisa beraktivitas seperti biasanya.
Sehingga, pendapatan yang tidak
menetap. tidak mampu membiayai semua biaya pendidikan anak mereka yang
berakibat tidak semua anak mendapat pendidikan formal secara maksimal. Sehingga,
anak yang sedang menuntut ilmu dilembaga pendidikan terpaksa meninggalkan
sekolah atau keluar dari sekolah. Setelah itu mereka membantu orang tuanya
mencari nafkah. Semua ini mereka lakukan untuk membantu perekonomian keluarga.Baik
secara langsung maupun tidak langsung. Membantu perekonomian langsung yaitu
dengan memberi uang pekerjaannya kepada orang tua.Membantu perekonomian tidak
langsung yaitu penghasilan mereka digunakan untuk keperluan bribadi mereka
sehingga tidak membebani orang tua mereka lagi.
2.Faktor Lingkungan
Pendidikan yang diterima seorang anak sebelum
memasuki pendidikan formal adalah pendidikan non formal yang bersumber dari
keluarga dan lingkungan masyarakat. Awal pembentukan karakter dan kepribadian anak
akan terbentuk. Namun, tidak semua di lingkungan yang mendukung pendidik anak. Ada lingkungan
yang memberi pengaruh negatif kepada
anak yang mengganggu proses pembelajaran anak di sekolah. Pengaruh lingkungan
dapat membuat dampak positif dan negatif. Lingkungan dapat dibagi menjadi
beberapa yaitu:
a.Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan
lingkungan yang pertama kali di temui oleh setiap individu. semenjak anak di
lahirkan hingga mencapai usia sekolah, keluargalah yang paling sering ditemui. Di
dalam keluarga inilah pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak.
Pada keluarga yang kurang harmonis atau tidak
harmonis, anak tidak bisa tumbuh dan berkembang secara baik. baik secara fisik
maupun secara psikologis. sehingga, anak tumbuh menjadi anak yang nakal. Ketika di sekolah, anak yang
tumbuh di lingkungan keluarga yang tidak baik, mereka sering melanggar aturan
dan tidak bisa menerima pelajaran dengan baik karena batin dan pemikiran mereka
terganggu oleh persoalan di rumah. Ada juga anak yang putus sekolah akibat
perceraian orang tua. selain karena beban mental yang diterima, Mereka memilih
untuk putus sekolah karena harus mengurus adik-adiknya.
selain akibat keluarga tidak
harmonis. Anak putus sekolah karena anak tidak mendapatkan perhatian dan kasih
sayang secara penuh dari orang tuannya. Kurang perhatian dan kasih sayang dari
orang tua ini disebabkan karena orang tua dengan ekonomi mengah. Anak-anak yang
tidak mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua. Banyak yang mencari kasih
sayang dari luar seperti pacaran, dengan adanya pacaran kebanyakan dapat
membuat pendidikan tergnggu dan pacaran yang tidak di batasi dan terkontrol di
usia-usia remaja yang tingkat rasa ingin tahunya tinggi serta dalam pencarian
jadi diri.
Banyak anak sekolah yang terjerumus
kedalam perbuatan maksiat yang dari segi agama dan pemerintah. Perbuatan itu
seperti perbuatan zina, narkoba akiat pergaulan bebas. Ini menyebabkan anak
dikeluarkan dari sekolah dan putus sekolah kembali terjadi.selain itu, pemikiran
Orang tua terhadap pendidikan sekolah tinggi untuk anak perempuan tidak di
anjurkan karena anak perempuan nanti akan di beri uang kepada laki-laki. bagi
anak laki-laki, banyak yang putus sekolah karena lingkungan yang kurang baik
serta kurangnya pengawasan sekolah. seorang anak yang bergaul dengan anak yang
tidak sekolah akan mengikuti kebiasa temannya yang tidak sekolah seperti
merokok, berjudi, minum-minuman keras, sehingga tidak bisa mengikuti pelajaran
dengan baik dan sering melakukan pelanggaran yang membuat dia dikeluarkan dari
sekolah.
b.Lingkungan teman
bergaul
Selain lingkungan
keluarga, lingkungan teman bergaul juga membentuk karakter dan kepribadian dari
anak. Bagi siswa di tingkat SMA dapat meniru teman bermain kita karena di masa-masa
ini rasa ingin tau yang besar.Apabila kita mempunyai teman baik maka kita akan
menjadi baik, tapi jika teman kita tidak baik kita dapat terjerumus ke dalam
hal-hal yang tidak baik seprti merokok, minum-minuman keras, berjudi dan
ngumpul-ngumpul sampai larut malam bahkan sampai denga dini hari. Bagi siswa ditingkat sekolah
dasar siswa terpengaruh kemajuan teknologi dan informasi dan komunikasi. Jika
tidak di manfaatkan sebagaimana mestinya, maka anak didik akan terbawa kearah
yang negatif, yang akan nantinya akan membuat kepribadian mereka negatif yang
bisa membuat mereka dikeluarkan dari sekolah.
3.Faktor Pribadi
Manusia adalah
makhluk bebas yang memiliki hak dan kewajiban. Melanjutkan pendidikan atau
berhenti adalah pilihan. Walau perekonomian orang tua bisa membiayai biaya
sekolah,namun jika keinginan untukmelanjutkan sekolah tidak ada, maka anak
tersebut tetap akan mengalami putus sekolah.Seseorang yang keluar dari sekolah
didasari dari keinginan sendiri. Secara garis besar anak sekolah memilih
sekolah karena sebagai berikut:
1.Tidak ingin
menyusahkan orang tua
Melihat perekonomian orang tua yang berada
digaris menengah kebawah membuat suatu pemikiran dikalangan siswa-siswi
cenderung menginginkan berhenti sekolah agar tidak menyusahkan orang tua lebih
baik membantu orang tua. Rasa kasihan timbul dari hati siswa-siswi melihat kondisi orang tua yang semakin
tua dan lemah, apalagi keluarga yang sudah tidak lengkap kedua orang tua. baik
berpisah karena meninggal ataupun karena berpisah karena cerai.
2.Rasa malu
Kurang dalam
menerima pelajaran di sekolah yang mengakibatkat anak tidak naik kelas
mengakibatka anak tersebut merasa malu akan untuk masuk ke sekolah. Jika ia
masih berada di sekolah itu ia akan duduk dengan yang dulunya adik kelasnya
sekarang tidak. Dia malu sama teman-temannya yang naik kelas.
3.Kesadaran akan
kebutuhan belajar anak kurang
Banyak siswa-siswi berfikiran bahwa belajar itu hanya membuang waktu
yang tidak menghasilkan apa-apa.bisa membaca dan menulis sudahlah cukup. Dari
pada belajar lebih baik bermain bersama teman-teman.
4.Tidak merasakan
nikmatnya sekolah
Banyak siswa tidak merasakan nikmannya
sekolah cenderung kepada bermain-main. Semua itu terjadi karena ia tidak bisa
berbuat banyak, karena kemampuan berfikir yang kurang dan malas kegiatan
sekolah seperti organisasi. Dan juga disebabkan karena memasuki sekolah atas
paksaan orang tua.
5.Telah merasakan
nikmatnya mendapat uang sendiri
Untu membantu perekonomian keluarga banyak
anak sekolah yang bekerja sampingan.dari pekerjaan itu anak memperoleh uang. Dari
uang ia dapatkan anak itu berfikir buat apa sekolah, tanpa sekolah aku bisa
mendapatkan uang. sehingga anak itu memilih untuk bekerja dari pada sekolah. Sehingga,
anak itu putus sekolah melanjutkan pekerjaan yang telah dijalani.
Ø Dampak yang ditimbulkan
dari anak putus sekolah ini adalah:
1.Dari pihak keluarga
Dari segi positif:
A. Dapat
membantu perekonomian keluarga.
B. Mengurangi
beban keluarga.
Dari segi negatif
A. Semakin
membuat resah orang tua karena kelakuan semakin bebas.
B. Membuat
malu orang tua dan keluarga karena putus sekolah akibat pergaulan bebas.
2.Dari masyarakat
Dari segi positif:
A. Dapat
membantu pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dari segi negatif:
A. Membuat
keresahan di masyarakat karena anak yang putus sekolah berbuat tidak mempunyai
moral seperti minum-minuman keras, judi, tawuran, dan membunuh.
3.Dari pemerintah
Dari segi negatif:
A. Membuat
angka pengangguran semakin meningkat.
B. Kriminalitas
semakin meningkat.
C. Pengeluaran
pemerintah dalam hal biaya sosial anak akan bertambah, seperti yang berkaitan
dengan perawatan psikologis, peningkatan kualitas pengamanan wilayah dan
peningkatan volume proses peradilan.
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
1.Faktor penyebab putus sekolah sebagai
berikut:
A. Faktor
ekonomi
B. Faktor
lingkungan
C. Faktor
pribadi
1. Tidak
ingin menyusahkan orang tua.
2. Malu.
3. Kesadaran
akan kebutuhan belajar anak kurang.
4. Telah
merasakan nikmatnya sekolah.
5. Telah
merasakan nikmatnya mendapatkan uang sendiri.
B.SARAN
Peneliti
menyarankan:
a. Sebaiknya
pemerintah lebih memperhatikan perekonomian masyarakat desa dukuh kedungwinangun.
b. Hendaknya
orang tua lebih memberikan perhatian kepada anak-anaknya.
c. Hendaknya
orang tua mengontrol anak mereka.
d. Sebaiknya
anak yang putus sekolah diberikan pelatihan khusus untuk menambah keahlian.
DAFTAR PUSTAKA
Kartono Kartini,Kenakalan Remaja, Raja
Wali. Jakarta. 1986
Ritonga M.T.2007.Ekonomi Untuk Kelas XI. Jakarta:PT. Phibeta Aneka Gama. Emi
Kurniasih spd.
No comments:
Post a Comment